Portal Berita Terupdate Aktual & Faktual

Solusi Inovatif : Optimalisasi Dana Desa untuk Ketahanan Pangan Jagung Pipil  

Gambar tersebut belum masuk biaya pemasangan pagar

Kuansing/Riau, Kabaraktual.online – Pentingnya ketahanan pangan sebagai fondasi kesejahteraan masyarakat desa. Hal tersebut di wujudkan pada alokasi Dana Desa (DD) sebesar 20% bersumber dari APBN Tahun Anggaran 2025. Untuk BUMDes ketahanan pangan sebagai langkah strategis.

Pada tahun 2025, alokasi minimal 20% dari Dana Desa (DD) wajib disalurkan untuk penyertaan modal kepada BUMDes, terutama untuk program ketahanan pangan. Kebijakan ini bertujuan untuk memperkuat BUMDes agar dapat mengelola dan mengembangkan kegiatan yang produktif di desa.

Data yang dirangkum Kabaraktual.online hingga saat ini, Minggu, 19/11/2025, fokus pada komoditas jagung pipil dalam program ketahanan pangan diduga banyak yang gagal bahkan ada yang dua kali tanam alias tidak tumbuh secara merata dan desa sepanjang bantaran batang Kuantan tidak memiliki lahan desa yang di kelola oleh BUMDes, bahkan ada lahan masyarkat lebih kurang satu hektar itu dulunya tanaman karet di tumbang lalu di jadikan objek, padahal emang sudah ada niat untuk mengganti tanaman sawit, jadi tidak mengapa lah itu di tumbang, karena kita tidak ada modal, entar kalau tidak jadi Jagungnya tinggal beli bibit sawit, kata salah satu Masyarakat baru ini.

Dan ada juga menyewa lahan masyarakat dengan harga nominal yang bervariasi, 10 juta s/d 15 juta, belum lagi melihat Kondisi geografis dan iklim Kuantan Singingi yang kurang mendukung pertumbuhan jagung pipil (curah hujan rendah, suhu tinggi, jenis tanah tertentu).

Kedepannya tantangan dalam mencapai target produksi jagung pipil yang optimal dengan kondisi tersebut susah untuk tercapai, dari sisi permodalan, untuk satu hektar tanaman jagung itu berapa ?

Dari perawatan hingga berapa ton nanti yang akan dihasilkan. Dan untuk kita ketahui harga jagung pipil hingga saat ini Rp.5.000,- (lima ribu rupiah)/Kg.

Analisis :

Dianggap perlu evaluasi mendalam terhadap potensi dan kendala pengembangan jagung pipil di Kuantan Singingi, walaupun ada bak kata pepatah jika di kaji burung pipit sama hama pianggang tidak jadi orang bertanam padi.

Studi kasus atau contoh daerah lain dengan kondisi serupa yang berhasil mengembangkan komoditas alternatif itu juga dianggap penting.

Selanjutnya, pentingnya diversifikasi komoditas pangan yang lebih sesuai dengan kondisi lokal.

Solusi dan Rekomendasi :

Pengembangan komoditas alternatif:

– Identifikasi tanaman pangan yang lebih adaptif terhadap iklim panas dan kering (misalnya, sorgum, ubi kayu, kacang-kacangan).

– Pelatihan dan pendampingan petani dalam budidaya komoditas alternatif.

– Pengembangan pasar dan jaringan distribusi untuk komoditas alternatif.

– Inovasi teknologi pertanian:

– Penggunaan teknologi irigasi tetes untuk efisiensi penggunaan air.

– Pemanfaatan pupuk organik dan biopestisida untuk meningkatkan kesuburan tanah dan mengurangi dampak negatif bahan kimia.

– Pengembangan varietas jagung pipil yang lebih tahan terhadap kekeringan dan suhu tinggi (jika memungkinkan).

– Penguatan kelembagaan BUMDes:

– Peningkatan kapasitas manajemen dan tata kelola BUMDes.

– Kemitraan dengan pihak swasta, perguruan tinggi, atau lembaga penelitian untuk mendapatkan akses teknologi dan pasar.

– Pengembangan unit usaha BUMDes yang lebih beragam (misalnya, pengolahan hasil pertanian, pemasaran produk lokal).

Harapan Masyarakat agar Dana Desa dapat dimanfaatkan secara optimal untuk meningkatkan ketahanan pangan dan kesejahteraan masyarakat Kuantan Singingi dan mengajak untuk berkolaborasi dan berinovasi dalam mencari solusi terbaik untuk tantangan yang dihadapi.

Editor : WaN